BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu melihat seseorang mengirimkan surat
kepada orang yang dikehendakinya. Surat merupakan sebuah alat atau media
komunikasi yang berupa tulisan yang berisi informasi, pesan, pernyataan, atau
tanggapan sesuai dengan keinginan penulis.
Pada saat seseorang siswa mengirimkan surat kepada gurunya yang menyatakan
bahwa dirinya tidak bisa menghadiri atau mengikuti pelajaran yang dilangsungkan
pada hari itu berhubungan karena kesehatannya terganggu. Berdasarkan ilustrasi
tersebut dapat dikatakan bahwa surat dapat berfungsi sebagai alat komunikasi
atau penyampai informasi dari siswa kepada gurunya. Surat juga berfungsi
sebagai wakil penulis dalam hal ini, penulis tidak perlu langsung bertatap muka
dengan orang yang akan dituju untuk menyampaikan informasi, melainkan diwakili
oleh surat.
Terkadang kita tidak mengerti bagaimana hakikat dan jenis surat serta bahasa
yang digunakan dalam membuat surat. Untuk itu dalam makalah ini saya ingin
memaparkan bagaimana cara penulisan surat resmi yang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, maka saya menyusun makalah ini dengan judul “Sistematika
Penulisan Surat Resmi“.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan makalah ini adalah:
1. Apa
pengertian dari surat resmi ?
2. Apa
persyaratan dari surat resmi ?
3.
Bagaimana sistematika penulisan surat resmi ?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari surat resmi
2.
Untuk mengetahui persyaratan dari surat resmi
3.
Untuk mengetahui sistematika penulisan surat resmi
D. Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat dari makalah ini
adalah:
1.
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai surat resmi
2.
Dapat digunakan sebagai referensi dalam membuat surat resmi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Surat Resmi
Surat resmi ialah surat yang isinya
meliputi masalah dinas yang menyangkut administrasi pemerintah (Arifin,
1987:7). Menurut Sudarsa, dkk. (1992:4), surat dinas atau surat resmi ialah
segala komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas
instansi. Surat dinas hanya dibuat oleh instansi pemerintah dan dapat dikirimkan
kepada semua pihak yang berhubungan dengan instansi tersebut.
B.
Persyaratan Surat Resmi
Surat resmi yang baik harus memenuhi
syarat-syarat tertentu. Berdasarkan
pendapat Semi (1989) dan Sudarsa (1992), dapat dikemukakan bahwa untuk menulis
surat yang baik, penulis surat harus memperhatikan hal -hal sebagai berikut :
1.
Surat resmi harus memiliki maksud yang jelas. Setiap surat yang ditulis harus
jelas bagi yang membaca.
2.
Surat resmi harus memiliki bahasa yang lugas. Bahasa yang digunakan tidak
berbelit-belit. Setiap kata yang digunakan mempunyai fungsi tertentu, tidak ada
kata yang berlebih atau tidak berfungsi.
3.
Surat resmi harus disusun dengan singkat. Supaya tidak menggunakan kertas yang
terlalu banyak dan tidak menggunakan waktu yang lama untuk membacanya.
4.
Surat resmi harus memuat informasi yang lengkap. Informasi yang dituliskan
harus informasi yang lengkap dan tepat.
5.
Surat resmi harus menggunakan komunikasi yang sopan dan simpatik. Dapat
memberikan kesan yang menarik dan positif kepada pembaca sehingga pembaca
termotivasi untuk menanggapinya dengan baik.
6.
Surat resmi harus memiliki format yang wajar dan menarik. Artinya format yang
dipilih, ukuran kertas, margin (jarak tepi kertas), susunan alamat, sehingga
terlihat sebagai suatu surat yang terencana dan nyaman untuk dilihat.
Adapun ciri-ciri dari surat resmi
yaitu :
b.
Terdapat Nomor surat,lampiran dan perihal
c.
Menggunakan salam pembuka dan salam penutup yang lazim digunakan
d.
Menggunakan bahasa resmi yang sesuai dengan EYD atau aturan bahasa yang baik
e.
Menyertakan stempel atau cap dari lembaga resmi
C. Sistematika
Penulisan Surat Resmi
Dalam sistematika penulisan surat
resmi ada beberapa bagian, bagian surat tersebut terdiri atas:
1.
Kepala surat
2.
Tanggal surat
3.
Nomor, lampiran, hal atau perihal
4.
Alamat tujuan (alamat dalam )
5.
Salam pembuka
6. Isi
surat
7.
Salam penutup
8.
Pengirim surat (nama dan tanda tangan )
9.
Tembusan
10. Inisial (kode singkatan
nama)
Kesepuluh bagian surat itu akan dijelaskan
satu per satu berikut ini :
1.
Penulisan kepala surat
Kepala surat adalah bagian surat
yang dicantumkan pada bagian atas kertas surat untuk menunjukkan ciri dari
pengenal (identitas) instansi pengirim surat. Kepala surat yang lengkap terdiri
atas nama instansi, alamat lengkap, nomor telepon, nomor kotak pos, alamat
kawat, lambing atau logo, dan alamat email. Nama instansi ditulis dengan huruf
kapital alamat instansi, termasuk di dalamnya telepon, kotak pos, dan alamat
kawat (jika ada) ditulis dengan huruf awal kata. Nomor kode pos ditulis setelah
nama kota tempat instansi itu berada.
Contoh:
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pusat pembinaan dan pengembangan
bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV,
Rawamangun
Jakarta 13220
Kotak Pos 2625 Telepon 4896558,
4894564
Kepala surat dapat pula seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital,
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
BAHASA
JALAN DAKSINAPATI BARAT IV,
RAWAMANGUN
JAKARTA 13220
KOTAK POS 2625 TELEPON 4896558,
4894564
Dalam penulisan kepala surat
hendaklah diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Nama instansi jangan disingkat, misalnya Biro Diklat, Depdikbud, tetapi
Biro Pendidikan dan Pelatihan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
b.
Kata jalan jangan disingkat menjadi Jln. atau Jl, tetapi Jalan.
c.
Kata telepon hendaknya ditulis dengan cermat , yaitu Telepon, bukan Tilpun
atauTelpon dan jangan disingkat menjadi Tlp. atau Telp.
d.
Kata kotak pos hendaknya jangan disingkat K. Pos atau Kotpos. Demikian pula,
jangan digunakan P.O. Box atau Post Office Box.
e.
Kata alamat kawat jangan digunakan Cable Address tapi Alamat Kawat.
f.
Kata telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa diantara tanda titik dua.
Sedangkan nomor-nomor yang mengikutinya
tidak diberi tanda titik.
Contoh:
a)
Telepon: 489.655.8
b)
Kotak Pos: 265.5
Seharusnya ditulis seperti
berikut ini:
a)
Telepon 4896558
b)
Kotak Pos 2655
2.
Penulisan Tanggal Surat
Tanggal surat adalah bagian yang
menunjukkan hari, bulan, dan tahun ditulisnya surat tersebut. Tanggal surat
ditulis secara lengkap yaitu tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan
huruf, dan tahun ditulis dengan angka. Setelah angka tidak boleh diikuti oleh
tanda baca apapun, sebelum tanggal tidak dicantumkan nama kota karena nama kota
itu sudah tercantum pada kepala surat. Nama bulan yang ditulis dengan huruf
tidak boleh disingkat, misalnya Januari, Februari, Agustus, atau November.
Bukan Jan, Agt, atau Nov.
Contoh penulisan tanggal surat
yang benar : 22 Maret 2003
3.
Penulisan Nomor, Lampiran, dan Hal
Kata nomor, lampiran dan hal ditulis
dengan diawali huruf kapital, Nomor, Lampiran, dan hal diikuti oleh tanda titik
dua yang ditulis secara estetik ke bawah sesuai dengan panjang pendeknya ketiga
kata itu.Penulisan kata Nomor dan Lampiran yang dapat disingkat menjadi No. Dan
Lamp, harus taat asas. Jika kata nomor ditulis lengkap maka kata lampiran pun
harus ditulis lengkap. Jika kata Nomor disingkat maka kata lampiran pun harus
disingkat.Kata nomor diikuti oleh nomor berdasarkan nomor urut surat dengan
kode yang berlaku pada instansi pengirim surat.Nomor surat dan kode yang
dibatasi oleh garis miring ditulis rapat pada spasi dan tidak diakhiri tanda
titik atau tanda hubung.
Penulisan nomor dan kode surat yang
benar:
Nomor:110/U/PPHBI/2003
Kata lampiran ditulis di bawah nomor
jika ada yang dilampirkan pada surat. Jika tidak ada yang dilampirkan, kata
lampiran tidak perlu ditulis.Kata lampiran atau lamp, diikuti tanda titik dua
yang disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang yang ditulis dengan
huruf, tidak dengan angka dan tidak diakhiri dangan tanda baca lain. Pada awal
kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
Contoh penulisan lampiran yang
dianjurkan:
Lampiran: satu berkas
Kata hal diikuti tanda titik dua
disertai pokok surat yang diawali dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah
dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda baca lain. Pokok surat hendaknyadapat
menggambarkan pesan yang ada dalam isi surat.
Contoh:
Hal: Permohonan tenaga pengajar
Hal: Penyeragaman bentuk surat
4.
Penulisan Alamat Surat
Dalam penulisan alamat surat
terdapat dua macam bentuk. Bentuk pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah
kanan atas di bawah tanggal surat dan bentuk kedua adalah alamat yang ditulis
di sebelah kiri atas di bawah bagian hal atau sebelum salam pembuka. Untuk
penulisan alamat surat perlu diperhatikan hal berikut:
a.
penulisan nama penerima harus cermat dan lengkap.
b.
Nama diri penerima diawali huruf kapital pada setiap unsurnya, bukan
menggunakan huruf kapital seluruhnya.
c.
Penulisan alamat penerima surat juga harus cermat dan lengkap.
d.
Kata pada awal nama penerima, kata itu hendaknya ditulis penuh, yaitu Ibu,
Bapak, Saudara dengan huruf awal huruf kapital dan tanpa tanda titik atau tanda
baca apa pun pada akhir kata itu.
e.
Jika nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr. dr.
Ir. atau Drs. atau memiliki pangkat seperti kapten atau kolonel, maka kata sapaan
Ibu, Bapak, dan Sdr. tidak digunakan.
f.
Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat, tetapi ditulis penuh, yaitu
Jalan, dengan huruf awal huruf kapital tanpa ada titik atau titik dua pada
akhir kata itu. Namun jalan atau gang, nomor, RT, dan RW ditulis lengkap dengan
huruf awal huruf kapital pada setiap unsur alamat.
Contoh penulisan alamat surat :
Yth. Bapak Sukoco
Kepala Biro Tata Usaha
Departemen A
Jalan Sarlintan Raya 17
Jakarta
5.
Penulisan Salam Pembuka
Salam pembuka lazim ditulis di sebelah
kiri di bawah alamat surat, di atas kalimat pembuka isi surat. Pada akhir salam
pembuka dibubuhkan tanda koma dan huruf kapital hanya dipakai pada kata awal
ungkapan salam.
Contoh penulisan salam pembuka :
Dengan hormat,
Salam sejahtera,
6.
Penulisan Isi Surat
Isi surat umumnya hanya terdiri dari
atas rujukan, tujuan, dan harapan. Ketiga hal ini lazim diungkapakan dalam tiga
paragraf. Rujukan atau pengantar isi surat dibuat dalam paragraf pembuka.Tujuan
yang betolak dari masalah yang disampaikan dibuat dalam paragraf isi. Harapan
termasuk penegasan penulis dibuat dalam paragraf penutup.
7.
Penulisan Salam Penutup
Salam penutup merupakan pernyataan
rasa hormat pengirim surat terhadap penerima surat. Pada akhir salam penutup
dibubuhkan tanda koma dan huruf kapital hanya dipakai pada kata awal ungkapan
salam.
Contoh penulisan salam penutup :
Hormat saya,
Hormat kami,
Wasalam,
Salam takzim,
8.
Penulisan Nama Pengirim
Nama pengirim surat ditulis dibawah
tanda tangan. Tanda tangan dibutuhkan sebagai keabsahan dari surat resmi. Dalam
penulisan nama pengirim perlu diperhatikan hal berikut:
a.
Penulisan nama tidak perlu menggunakan huruf kapital seluruhnya, tetapi
menggunakan huruf awal kapital pada setiap unsur nama.
b.
Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu bergaris bawah dan tidak
perlu diakhiri dengan tanda titik. Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama
pengirim.
Contoh:
Drs. Doni Susanto,
NIP 130130130
9.
Penulisan Tembusan Surat
Tembusan hanya dicantumkan apabila
surat itu memang memerlukan tembusan. Kata tembusan yang ditulis dengan huruf
awal huruf kapital (Tembusan) diletakkan di sebelah kiri pada bagian kaki
surat, lurus dengan bagian nomor dan hal, serta sejajar dengan nama pengirim
surat. Tulisan Tembusan diikuti tanda titik dua, tanpa digaris bawahi. Pihak
yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau nama orang dan bukan nama
kantor atau instansi. Di belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu
diberi ungkapan untuk perhatian, untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau
ungkapan lain yang mengikat. Dalam tembusan tidak perlu dicantumkan
tulisan arsip karena setiap surat dinas itu harus memiliki arsip.
Contoh penulisan tembusan :
Kepala bagian tata usaha
10. Penulisan Inisial
Inisial (sandi) di tempatkan pada
bagian paling bawah sebelah kiri di bawah tembusan(kalau ada). Inisial
merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan pengetik
surat. Inisial berguna untuk keperluan internal di lingkungan pengenal surat
untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat.
Contoh penulisan inisial :
HA singkatan nama pengetik: Hidayah
Asmuni.
SS singkatan nama pengetik: Sandi
Susanty.
RE singkatan nama pengetik : Rahmita
Erdila.
PM singkatan nama pengetik : Putri
Mardawita.
NU singkatan nama pengetik : Niftah
Utami.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembuatan surat resmi sebaiknya harus memenuhi kaedah-kaedah yang berlaku
dalam pembuatan surat resmi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Surat merupakan sebuah alat atau media komunikasi yang berupa tulisan
yang berisi informasi, pesan, pernyataan, atau tanggapan sesuai dengan
keinginan penulis. Surat dinas atau surat resmi merupakan segala komunikasi
tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi. Surat
dinas hanya dibuat oleh instansi pemerintah dan dapat dikirimkan kepada semua
pihak yang berhubungan dengan instansi tersebut.
B. Saran
Dalam makalah ini, semoga pembaca
dapat menggunakan informasinya sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan mengenai sistematika penulisan surat resmi yang baik dan
benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar